Screenshot salah satu bisnis yang memanfaatkan Cyfler.
Sebuah situs bernama Cyfler berusaha mengedepankan konsep Billboard. Diharapkan bisa memudahkan pebisnis menangkap peluang di internet.
Lewat konsep tersebut, sebuah entitas bisnis bisa menyusun Billboard (disingkat Bilbo) dalam situs Cyfler dan menggabungkan konten mereka yang sudah ada dari berbagai layanan (seperti YouTube, Facebook atau LinkedIn).
"Kalau dibandingkan dengan direktori bisnis tradisional seperti Yellow Pages yang terlalu mengutamakan 'teks', Cyfler mengutamakan tampilan visual," tutur Anton Widodo, Marketing Director Cyfler.
Namun Cyfler tidak berhenti di sekadar "papan reklame virtual". Hal yang menarik dari situs ini adalah potensi untuk saling terhubung antar bisnis melalui sistem rekomendasi peluang bisnis.
Menurut Anton, rekomendasi tersebut mirip dengan rekomendasi teman yang biasa muncul di layanan seperti Facebook atau Twitter. Bedanya, kali ini pendekatannya adalah bisnis.
Agar lebih sesuai dengan masing-masing bisnis, setiap pengguna Cyfler bisa menetapkan ekosistem industri atau bidang usahanya. Kemudian, ia bisa menuliskan kebutuhan (Needs) dan penawaran (Offers) dari bisnisnya.
Diharapkan, kebutuhan dan penawaran tadi bisa dilihat oleh pebisnis lain yang berada dalam ekosistem alias bidang usaha yang sama. Hal ini, ujar Anton, mirip dengan konsep Status Update di jejaring sosial.
Cyfler dikatakan akan bisa dimanfaatkan oleh kalangan perusahaan maupun penyedia jasa lepas (freelancer). Selain versi gratis, layanan ini juga tersedia dalam versi premium.
Tentunya, seperti lazimnya situs jejaring sosial, efektif atau tidaknya situs ini akan tergantung dari berapa banyak pengguna yang tepat yang juga bergabung di dalamnya.
Lewat konsep tersebut, sebuah entitas bisnis bisa menyusun Billboard (disingkat Bilbo) dalam situs Cyfler dan menggabungkan konten mereka yang sudah ada dari berbagai layanan (seperti YouTube, Facebook atau LinkedIn).
"Kalau dibandingkan dengan direktori bisnis tradisional seperti Yellow Pages yang terlalu mengutamakan 'teks', Cyfler mengutamakan tampilan visual," tutur Anton Widodo, Marketing Director Cyfler.
Namun Cyfler tidak berhenti di sekadar "papan reklame virtual". Hal yang menarik dari situs ini adalah potensi untuk saling terhubung antar bisnis melalui sistem rekomendasi peluang bisnis.
Menurut Anton, rekomendasi tersebut mirip dengan rekomendasi teman yang biasa muncul di layanan seperti Facebook atau Twitter. Bedanya, kali ini pendekatannya adalah bisnis.
Agar lebih sesuai dengan masing-masing bisnis, setiap pengguna Cyfler bisa menetapkan ekosistem industri atau bidang usahanya. Kemudian, ia bisa menuliskan kebutuhan (Needs) dan penawaran (Offers) dari bisnisnya.
Diharapkan, kebutuhan dan penawaran tadi bisa dilihat oleh pebisnis lain yang berada dalam ekosistem alias bidang usaha yang sama. Hal ini, ujar Anton, mirip dengan konsep Status Update di jejaring sosial.
Cyfler dikatakan akan bisa dimanfaatkan oleh kalangan perusahaan maupun penyedia jasa lepas (freelancer). Selain versi gratis, layanan ini juga tersedia dalam versi premium.
Tentunya, seperti lazimnya situs jejaring sosial, efektif atau tidaknya situs ini akan tergantung dari berapa banyak pengguna yang tepat yang juga bergabung di dalamnya.